BBook Now
Menu
Telfon WA : 085 338 180 688
Email : dragungcitraspkk@gmail.com

Lokasi :
Untuk saat ini untuk konsultasi dan prakteknya
bisa di WA terlebih dahulu.

Skip to Content

Category Archives: Penyakit Menular Sexual

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Infeksi menular seksual (IMS) dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab nya, yaitu bakteri, virus, jamur, atau parasit. Contohnya, gonore dan sifilis dise babkan oleh bakteri, sedangkan herpes dan HIV/AIDS disebab kan oleh virus. Jamur dapat menyebabkan kandidiasis genital, sementara trikomoniasis dan skabies disebabkan oleh parasit.

Berikut adalah klasifikasi IMS berdasarkan penyebabnya:

  • Bakteri:

1.Gonore: Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.

dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah.

Gejala gonoroe pada pria  adalah penis bernanah dan nyeri saat buang air kecil. Sedangkan pada wanita, gejalanya berupa keputihan dan perdarahan di luar periode menstruasi.

2.Sifilis: Disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka di alat kelamin atau mulut. Seseorang dapat tertular sifilis jika kontak dengan luka tersebut.

 

3.Klamidia: Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penularan penyakit ini terjadi dari kontak dengan luka di area kelamin. Pada wani ta, Klamidia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, infeksi ini menyerang sa luran urine di penis.

Klamidia merupakan salah satu penyakit menular seksual yang angka kejadiannya cukup besar. Pada tahun 2020 saja, WHO mencatat kurang lebih ada 129 juta kasus Klamidia di seluruh dunia.

Klamidia juga merupakan penyebab utama radang panggul dan kemandulan pada wanita, selain gonore.

4.Vaginosis bakterial: Disebabkan oleh bakteri yang mengganggu keseimbang an bakteri normal di vagina.

 

5.Lymphogranuloma venereum (LGV)

LGV  merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Meski disebabkan oleh bakteri yang sama dengan bakteri penye bab Klamidia, tetapi keduanya memiliki tipe yang berbeda.

 

6.Granuloma inguinale

Granuloma Inguinale atau donovanosis disebabkan oleh infeksi bakte ri Klebsiella granulomatis. Donovanosis tergolong dalam jenis penyakit menular seksual yang jarang terjadi.

 

7.Mycoplasma genitalium

Mycoplasma genitalium adalah penyebab uretritis nongonokokal kedua yang paling umum setelah klamidia dan penyebab umum servisitis wanita serta ure tritis yang resistan atau berulang. Mycoplasma tumbuh sangat lambat dalam kul tur, yang dapat memakan waktu hingga 6 bulan. Karena tidak memiliki dinding sel, maka tidak dapat di warnai Gram. Faktor risiko meliputi usia muda (<25 tahun), merokok, sering berhubungan seksual, dan memiliki banyak pasangan seksual. Kondisi ini terkait erat dengan infeksi HIV.

 

7.Chancroid

Haemophilus ducreyi adalah organisme penyebab chancroid. Coccobacillus Gram -negatif  (batang yang sangat pendek) memerlukan media dan kondisi lingkungan khusus untuk tumbuh dalam kultur. Secara mikroskopis, organisme akan cenderung membentuk untaian panjang, membentuk pola yang digambar kan sebagai “rel kereta api” atau “sekelompok ikan. Organisme ini secara signi fikan meningkatkan risiko dan penularan HIV. Infeksi ini sangat jarang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju di seluruh dunia.

 

  • Virus:

1.Herpes genital: Disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV).

Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus herpes simplex (HSV). Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebaran virus terjadi melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi. Infeksi herpes genital bisa di mulut karena oral seks dan bisa di kelamin maupun anus karena rectal seks.

 

2.HPV (Human Papillomavirus): Beberapa strain HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, dan beberapa juga dapat menyebabkan kanker.

Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus HPV dapat menular melalui kontak langsung atau hubungan seksual dengan pen derita. Infeksi virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin, pada wanita dapat menye babkan kanker leher rahim (kanker serviks). Sehingga diperlukan vaksinasi anti virus baik pria maupun Wanita.

 

3.HIV/AIDS: Disebabkan oleh virus HIV, yang dapat menyebabkan AIDS jika tidak diobati.

Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau persalinan.Jika dibiarkan tidak terobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS.

 

4.Hepatitis B dan C

Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis ini dapat mengakibatkan gangguan hati kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderi ta.Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama atau transplantasi organ.

 

  • Jamur:

Kandidiasis genital: Disebabkan oleh jamur Candida albicans.

 

  • Protozoa dan Ektoparasit:

1.Trikomoniasis: Disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.

Kondisi ini disebabkan oleh protozoa anaerob berflagel bersel tunggal yang dike nal sebagai Trichomonas vaginalis.Trikomoniasis menyebabkan kerusakan lang sung pada epitel. Luka tersebut menyebabkan mikroulserasi terutama di vagina, serviks, uretra, dan kelenjar parauretra.

 

2.Skabies: Disebabkan oleh kutu kemaluan (Phthirus pubis).

Jika mengalami keluhan diatas silahkan berkonsultasi ke:

wa  085338180688 (khusus booking)

 

KERJA SAMA DENGAN:

READ MORE

Penyakit Radang Panggul/Pelvic Inflammatory Disease/ PID

Penyakit radang panggul adalah peradangan akibat infeksi pada saluran gene talia bagian atas mencakup uterus, tuba falopi dan ovarium. Perempuan mempu nyai resiko tinggi terkena PID adalah perempuan usia reproduktif, khususnya beru mur kurang 25 tahun, dengan partner seksual lebih dari satu dan melakukan hu bungan seksual tanpa pelindung/kondom. Faktor resiko lain adanya Riwayat PID dan ligase tuba.

PID biasanya diawali infeksi vagina dan serviks yang kemudian naik ke saluran genetalia bagian atas. Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae adalah dua bakteri penyebab penyakit menular seksual yang paling sering ditemukan pada kasus PID. Tidak hanya bakteri, beberapa kasus PID juga berkaitan dengan infeksi virus seperti  Cytomegalovirus dan Herpes simpleks Sebanyak 30-40% kasus PID ada lah kasus polimikrobial. Oleh karena itu, terapi dengan antibiotik spektrum luas dibu tuhkan untuk mengobati PID.

Secara umum, tanda dan gejala klinis PID sebetulnya sangat beragam. Beberapa pa sien tidak atau sedikit sekali menunjukkan gejala, sementara beberapa pasien lainnya menunjukan gejala akut yang cukup serius. Keluhan tersering yang biasanya dialami oleh pasien adalah nyeri perut bagian bawah (area pelvis), keputihan tidak normal, nyeri di area kelamin yang terjadi secara terus-menerus atau terulang Ketika akan, sedang atau setelah berhubungan seks dan perdarahan pervaginam.

Namun, diagnosis klinis dugaan PID harus dibuat pada semua wanita muda yang aktif secara seksual atau wanita yang berisiko terkena IMS yang datang dengan nyeri panggul atau perut bagian bawah dan memiliki nyeri goyang serviks atau nyeri tekan uterus dan adneksa pada pemeriksaan fisik. Pengobatan harus dimulai sesegera mung kin dari diagnosis klinis presumtif.

PID dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, seperti  infertilitas, kehamilan ectopik/ kehamilan di luar kandungan, dan nyeri pelvis kronik. Oleh karenanya, pence gahan merupakan langkah terbaik. Edukasi perlu diberikan pada populasi target menge nai perilaku seks yang aman, termasuk penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.  Selain itu komplikasi PID juga dapat berupa abses Tuboovarium. Abses Tuboovarium dapat menyebabkan terjadinya peritonitis area pelvis hingga sin droma Fitz Hugh-Curtis yangmenyebabkan peradangan pada area perihepar. Terdapat beberapa laporan yang mengatakan bahwa Wanita dengan Riwayat PID lebih berisiko mengalami stroke, kanker ovarium, hingga infark miokard terutama pada manita usia lebih 55 tahun, infertilitas dan kehamilam ektopik/kehamilan diluar kandungan.

Adapun factor-faktor yang dapat menyebabkan pasien rawat inap membutuhkan waktu yang lama untuk diterapi (dirawat inap lebih 7 hari), atau membutuhkan terapi bedah antara lain, usia lanjut, Riwayat Tindakan bedah ginekologi sebelumnya, lesi kistik apapun yang teridentifikasi dengan pemeriksaan USG, dan kadar protein reaktif- C yang tinggi.

Diagnosa Penyakit Radang Panggul/ PID

Diagnosa PID/ Pelvic Inflammatory Disease atau Penyakit Radang Panggul perlu dicuri gai pada pasien yang mengalami nyeri perut bawah bagian area pelvis, keputihan, nyeri daerah kelamin secara terus menerus atau berulang Ketika, akan, sedang, atau setelah berhubungan seksual dan perdarahan pervaginam. Meskipun demikian, beberapa pasi en PID bisa saja asimptomatik dan penyakit tidak terdeteksi hingga terjadi komplikasi.

Kriteria PID :

a.Wanita muda yang sudah aktif secara seksual dan memiliki risiko tertular Infeksi Menular Seksual dengan nyeri perut bagian bawah atau pelvis (tanpa penyebab).

b.Pada pemeriksaan pelvis ditemukan satu atau lebih seperti, nyeri goyang serviks, nyeri tekan uterus, atau nyeri tekan adneksa.

c.Edukasi dan promosi Kesehatan PID atau Penyakit Radang Panggul adalah mengenai pencegahan Infeksi Menular Seksual karena PID paling sering dikaitkan dengan Klamidia dan gonorrhoe. Pasien yang sudah didiagnosa perlu di edukasi mengenai regimen terapi dan pentingnya menyelesaikan terapi antibiotic untuk mencegah komplikasi dan kebutuhan Tindakan pembedahan.

Gambar P I D

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

 

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

READ MORE

Apa itu Kondiloma Akuminata atau Kutil Kelamin ?

Kondiloma Akuminata merupakan kutil kelamin yang disebabkan oleh virus  HPV. Kondiloma terjadi pada penderita infeksi penyakit menular seksual. Muncul kutil dalam bentuk benjolan2 seperti kembang kol.

Penyebab  munculnya  Kondiloma

Kondiloma dialami oleh orang-orang  terinfeksi penyakit menular  seksual yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak diketahui latar belakangnya dan yang melakukan hubungan seksual dengan banyak orang. Orang yang dengan sistem imun yang rendah, mela kukan kontak kulit dengan kutil penderita kondilo ma, dan memiliki luka pada kulit dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami kondiloma. Penularan infeksi  Virus HPV bisa terjadi karena penggunaan sex toy  yang tidak higienis. Beberapa kondisi yang meningkatkan resiko terjadinya kondi loma akuminata adalah :

a. Aktif secara sexual diusia muda.

b. Bergonta ganti pasangan seksual tanpa kondom.

c. Pernah berhubungan seksual dengan seseorang yang riwayat kesehatan seksualnya tidak diketahui.

d. Pernah menderita infeksi menular seksual.

e. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu, karena HIV/AIDS, mengkonsumsi obat pada orang dengan transplan organ.

Kutil juga bisa muncul di mulut atau tenggorokan. Kondisi ini terjadi karena penularan melalui seks oral. Wanita  maupun pria dapat terkena kondiloma aku minata, namun  ini lebih banyak didapat pada pria kelompok umur 17-30 tahun. Jika dibiarkan akan menimbulkan rasa tidak nyaman karena terasa mengganjal. Gejala umumnya rasa nyeri dan gatal , adanya sensasi seperti terbakar, serta pendarahan saat berhubungan seksual. Kondiloma akuminata yang sudah lama dibiarkan tanpa penanganan, ukurannya bisa sangat besar dan menimbulkan rasa tidak nya man karena terasa mengganjal.

Kondiloma Ketika menyerang perempuan akan muncul disekitar area paha bagi an atas, dinding vagina, vulva, saluran anus, daerah sekitar alat kelamin, juga leher rahim. Pada pria kondiloma muncul diujung batang penis, bagian selangkangan, disekitar atau dalam area anus, dipaha atas, skrotum hingga saluran kemih. Pada orang yang melakukan oral sex maka dapat timbul sekitar mulut dan tenggorokan.

Jenis Kondiloma

Kondiloma terdiri dari dua jenis dengan penyebab yang berbeda :

a. Kondiloma Akuminata

Merupakan kutil kelamin karena infeksi virus HPV tipe 6 dan 11. Terkadang muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi virus HPV.

b. Kondiloma Lata

Kondiloma lata merupakan salah satu kondisi kulit yang muncul saat infeksi sifilis pada tahapan sekunder.Kondiloma lata biasanya berbentuk luka yang seperti kulit berwarna putih keabuan serta tidak terasa sakit dan muncul di daerah yang lembab hangat. Kondiloma lata biasanya muncul di sekitar alat kelamin dan anus serta sangat menular.

Risiko kanker sebagai komplikasi dari kondiloma akuminata

Kondiloma yang disebabkan oleh infeksi virus HPV tipe tertentu bisa berpotensi untuk memicu kanker. Beberapa kanker yang dapat dialami karena infeksi virus HPV adalah kanker vulva, kanker penis, kanker anus, kanker serviks, serta kanker mulut dan tenggorokan. Dianjurkan melakukan vaksinasi Gardasil untuk orang yang aktif seksual atau pada orang yang belum melakukan aktifitas sexual baik pria maupun perempuan dianjurkan diusia 9 – 26 tahun.

c. Kondiloma dan kehamilan

Saat hamil, kutil kelamin dapat membesar atau bertambah banyak dan berdarah. Kutil kelamin dapat membesar dapat membuat penderita kesulitan untuk buang air kecil dan menghalangi vagina.Selain itu, kutil kelamin  dapat mengurangi kemam puan jaringan vagina untuk meregang saat melahirkan. Kutil kelamin yang besar di vulva atau di dalam vagina dapat berdarah saat proses melahirkan anak.Pada bebe rapa kasus khusus, bayi dapat terinfeksi dengan kondiloma pada tenggorokannya dan dapat menyebabkan terhalangnya pernapasan bayi. Jika hal itu terjadi, bayi perlu dioperasi untuk mengangkat kutil dalam tenggorokannya.Biasanya, dokter akan mengoperasi kutil kelamin pada ibu hamil atau merekomendasikan operasi caesar atau bedah sesar saat kelahiran bayi.

Gambar

 

Pencegahan infeksi Human Papiloma Virus

Dianjurkan melakukan vaksinasi Gardasil untuk orang yang aktif seksual atau pada orang yang belum melakukan aktifitas sexual baik pria maupun perempuan dianjurkan diusia 9 – 26 tahun. Vaksinasi dilakukan 3 kali.

Vaksinasi dapat  dilakukan ditempat praktek.

 

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

READ MORE

Keputihan atau Fluor Albus Akibat Infeksi Bakterial Vaginosis

Bakterial vaginosis atau disingkat BV merupakan penyakit keradangan vagina (vaginitis atau vulvovaginitis).Penyakit lain termasuk dalam katagori vaginitis adalah trichomoniasis, candidiasis. Infeksi yang terjadi ketika terlalu banyak bakteri tertentu yang mengubah keseimbangan pH dan populasi bakteri di vagina.

BV tidak ditularkan secara seksual namun dikatagorikan sebagai IMS (Infeksi Menular Seksual) karena dapat meningkatkan penularan IMS yang lain, seperti gonorrhea, sifilis, HIV dll. BV juga berkaitan dengan kelahiran bayi premature dan berat badan lahir rendah jika BV terjadi pada saat kehamilan.

Vaginosis bakterial (VB) adalah suatu penyakit dengan gejala keputihan yang paling sering ditemukan pada wanita di usia reproduksi. Angka kejadian VB di dunia sangat bervariasi yaitu diantara 11.1-60.8%. Di wilayah Asia termasuk Indonesia, angka kejadian VB ditemukan 7.5-22%. Data nasional dari CDC menunjukkan bahwa prevalensi bakterial vaginosis adalah 29%, atau sekitar 21 juta, pada wanita usia produktif (14-49 tahun). Angka ini mewakili 1/3 dari seluruh wanita dewasa di Amerika Serikat.

VB lebih sering disebut vaginosis daripada vaginitis karena hanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan flora normal vagina daripada suatu infeksi spesifik. Pada VB terjadi perubahan komposisi ekosistem vagina sehingga terjadi gangguan keseimbangan flora normal pada vagina. Pada VB organisme komensal (bakteri jahat) meningkat jumlahnya dan menekan jumlah bakteri baik pada vagina sehingga tidak mampu melawan infeksi.

VB bukanlah suatu infeksi dengan penyebab monobakteri yang spesifik, tetapi beberapa bakteri anaerob, mikroaerofilik dan organisme yang tergantung pada CO2 seperti Prevotella spp, Mobiluncus spp, Gardnella vaginalis dan Mycoplasma hominis yang menggantikan Lactobacillus spp. sebagai bakteri baik sehingga menyebabkan peningkatan pH vagina. Penyebab pasti terganggunya keseimbangan pertumbuhan bakteri di dalam vagina belum diketahui secara pasti. Namun beberapa penelitian menemukan hubungan perilaku seksual seperti pasangan seksual yang banyak, wanita pekerja seksual, lesbian, tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual, dengan angka kejadian dan kekambuhan VB.  Faktor risiko lain yang juga dikatakan berhubungan antara lain penggunaan alat kontasepsi dalam Rahim (AKRD), etnis hispanik dan kulit hitam, penggunaan antibiotik jangka panjang, merokok, douching vagina, sosio-ekonomi rendah, diet, stress dan adanya riwayat infeksi menular seksual sebelumnya. Meskipun hubungan seksual mungkin memfasilitasi penularan, namun VB bukan termasuk penyakit menular seksual tetapi dikategorikan sebagai salah satu infeksi endogen saluran reproduksi wanita.

Tanda dan Gejala Klinis

Sekitar 50-70% pasien VB tidak menunjukan gejala dan keluhan atau disebut asimptomatik. Bila ada keluhan, umumnya berupa keputihan abnormal (terutama setelah melakukan hubungan seksual), berwarna putih keabuan, dan berbau yg khas yaitu bau amis. Keluhan lain yang sering ada yaitu  rasa gatal, perih, dan rasa terbakar walaupun relatif lebih ringan jika dibandingkan gejala vaginitis lain yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis atau Candidia albicans.  Sedangkan untuk keluhan nyeri abdomen, nyeri atau rasa tidak nyaman atau panas saat buang air kecil jarang terjadi. Selain keluhan subjektif yang ditemukan melalui wawancara terhadap pasien, pada pemeriksaan fisik oleh dokter akan ditemukan  keputihan berwarna putih keabu – abuan yang homogen, tipis, kekentalan rendah atau normal, berbau amis, jarang berbusa. Pemeriksaan cairan pH vagina berkisar antara 4,5 – 5,5. Pada VB tidak ditemukan gejala inflamasi pada vagina dan vulva, namun BV dapat timbul bersama infeksi saluran reproduksi yang lain seperti trikomoniasis dan servitis sehingga gejala yang ditimbulkan tidak lagi spesifik.

Diagnosis VB dapat ditegakan melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang. Salah satu kriteria yang paling popular digunakan di berbagai fasilitas kesehatan dalam penegakan diagnosa VB adalah kriteria Amsel. Kriteria ini umum digunakan karena sederhana, mudah, murah, cepat, dan memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Kriteria Amsel tersebut antara lain terdapat keputihan vagina yang homogen, tipis, berwarna putih keabuan, melekat pada dinding vagina dan abnormal; terdapat clue cells pada sediaan basah (>20% total epitel vagina yang tampak pada pemeriksaan mikroskopis dengan cairan fisiologis dan pembesaran 100 kali); tes amin yang positif yaitu, timbul bau amis pada keputihan yang ditetesi larutan KOH 10% (Whiff test); dan pH vagina > 4,5 dengan menggunakan kertas lakmus.

Komplikasi Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis biasanya tidak menimbulkan komplikasi. Tetapi jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini dapat memicu terjadinya sejumlah komplikasi serius, yaitu:

-Kelahiran prematur
Wanita hamil yang menderita vaginosis bakterialis memiliki risiko melahirkan prematur dan infeksi setelah proses persalinan.

-Penyakit radang panggul
Radang Panggul (PID) merupakan jenis penyakit peradangan pada rahim dan saluran indung telur yang dapat menurunkan tingkat kesuburan.

-Infeksi menular seksual
Vaginosis bakterialis meningkatkan risiko wanita terkena penyakit menular seksual, seperti virus herpes simplex, chlamydia, dan HIV.

-Infeksi setelah operasi
Vaginosis bakterialis dapat meningkatkan risiko wanita mengalami infeksi pascaoperasi daerah panggul, seperti histerektomi atau operasi caesar.

Pencegahan Vaginosis Bakterialis

Langkah utama untuk mencegah vaginosis bakterialis adalah menjaga keseimbangan bakteri di dalam vagina. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan bakteri tersebut antara lain:

Tidak membersihkan vagina dengan semprotan air

Menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan air dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi. Jika bakteri ini hilang, risiko terkena vaginosis bakterialis akan meningkat.

Menurunkan risiko iritasi pada vagina

Risiko iritasi pada vagina dapat diturunkan dengan cara:

  • Hindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi untuk membersihkan bagian luar vagina.
  • Gunakan celana dalam berbahan katun, dan jangan mencuci celana dalam menggunakan sabun cuci dengan kandungan kimia keras.
  • Gunakan pembalut tanpa kandungan pewangi.

Mencegah infeksi menular seksual

Penting untuk selalu melakukan hubungan seksual secara aman, misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan, atau dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

GAMBAR

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

READ MORE

Keputihan atau Flour Albus akibat Trichomonas Vaginalis

Trikomoniasis atau trichomoniasis adalah penyakit menular seksual (IMS) yang menimbulkan gejala tidak nyaman berupa rasa gatal , perih dan keluar cairan berbau  amis dari vagina.Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis. Pada pria kebanyakan yang terkena penyakit ini biasanya tidak akan mengalami gejala apa pun.

Infeksi ini biasanya tidak bersifat fatal. Namun, trikomoniasis berisiko memicu beberapa komplikasi, seperti ketidak suburan pada wanita dan tersumbatnya uretra pada pria.Selain itu, penyakit ini juga berpotensi mengakibatkan komplikasi pada ibu hamil.

Gejala trikomoniasis

Mendeteksi tanda dan gejala trikomoniasis kadang cukup sulit. Ini karena sekitar 70% orang dengan penyakit ini tidak mengalami gejala sama sekali.Jika gejala muncul, artinya penyakit ini sudah mengakibatkan iritasi dan peradangan yang tergolong sedang hingga parah.

Gejala trichomoniasis juga bisa datang dan pergi sewaktu-waktu.

Pada wanita, trikomoniasis dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti:

  • keputihan yang sangat banyak berbau amis
  • Bau tidak sedap pada vagina.
  • Cairan vagina berwarna hijau atau kekuningan dan memiliki tekstur berbuih.
  • Rasa gatal, bengkak, atau panas pada vagina.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Sakit saat buang air kecil.

Sementara itu, dibandingkan dengan wanita, pria dengan penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, ketika terjadi, gejala trikomoniasis pada pria meliputi:

  • iritasi di dalam penis
  • Kesulitan buang air kecil.
  • Rasa sakit atau panas terbakar saat ejakulasi.
  • Rasa gatal atau iritasi di penis.
  • Keluar cairan dari penis.

Kemungkinan ada beberapa tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.

Penyebab trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa dengan nama Trichomonas vaginalis. Parasit ini dapat ditemukan di mana saja dan sifatnya sangat mudah menular. Parasit Trichomonas vaginalis sering kali ditularkan selama berhubungan seksual dari orang yang terinfeksi ke orang lain yang sehat. Pada wanita, bagian tubuh yang paling sering terinfeksi parasit Trichomonas vaginalis adalah:

  • Vulva
  • Vagina
  • Serviks (leher rahim)
  • Uretra (saluran kencing)

Sementara pada pria, parasit paling sering menginfeksi bagian dalam penis atau uretra. Selama berhubungan seksual, parasit bisa menyebar ketika penis bersentuhan dengan vagina. Selain alat reproduksi, trikomoniasis juga berisiko menginfeksi bagian tubuh lain, seperti tangan, mulut, atau anus. Namun penyakit ini tidak dapat ditularkan melalui bersentuhan, berpelukan, atau berciuman. Masa inkubasi atau perkembangan penyakit sejak parasit masuk ke dalam tubuh sampai gejala muncul belum dapat ditetapkan secara pasti, tetapi biasanya sekitar 5-28 hari.

Faktor risiko trikomoniasis

Seperti dijelaskan sebelumnya, trikomoniasis bisa menginfeksi baik pria maupun wanita. Namun, ada beberapa faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini. Berikut adalah berbagai faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami trikomoniasis:

  • Memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
  • Pernah terkena trikomoniasis sebelumnya.
  • Pernah mengalami infeksi menular seksual sebelumnya.
  • Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
  • Memiliki sistem imun tubuh yang lemah.

Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti  terbebas dari penyakit ini. Faktor tersebut yang paling umum terjadi, tetapi  sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk informasi selengkapnya.

Komplikasi trikomoniasis

Meski penyakit ini bisa diatasi dengan pengobatan, tidak menutup kemungkinan trikomoniasis dapat mengakibatkan masalah kesehatan lain yang lebih serius. Berikut adalah beberapa komplikasi kesehatan yang bisa terjadi akibat infeksi parasit Trichomonas vaginalis yang tidak ditangani dengan tepat:

1.Komplikasi kehamilan

Wanita hamil yang terkena trikomoniasis mungkin akan mengalami komplikasi sebagai berikut:

  • Melahirkan sebelum waktunya atau prematur.
  • Melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
  • Menularkan infeksi tersebut pada bayi saat melahirkan.
  • Trikomoniasis juga membuat wanita lebih rentan terkena HIV.

2.Colpitis macularis

Colpitis macularis atau yang juga diketahui dengan nama strawberry cervix adalah kondisi saat terjadi peradangan dan muncul bintik-bintik merah di dalam leher rahim.Kondisi ini ditemukan pada hampir 50% pasien wanita yang terkena trikomoniasis.

3.Epididimitis

Komplikasi lain dari penyakit ini adalah epididimitis, yaitu peradangan pada saluran epididimis. Saluran ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran sperma pada pria.

4.HIV/AIDS

Trikomoniasis juga menyebabkan Anda 2-3 kali lebih rentan untuk terkena penyakit menular seksual lainnya, terutama HIV/AIDS.

Gambaran Trichomonas  Vaginalis

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

READ MORE

Keputihan atau Fluor Albus akibat Infeksi Candida Albicans/Jamur

Keputihan (leukorea/fluor albus/vaginal discharge) adalah semua pengeluaran cairan dari alat genitalia yang tidak berupa darah. Keputihan bukanlah penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dari hampir semua penyakit kandungan. Penyebab utama keputihan harus dicari dengan anamnesa, pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan laboratorium.

Klasifikasi keputihan dibagi atas :
a. Keputihan fisiologis Berupa cairan jernih, tidak berbau dan tidak gatal, mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang.
b. Keputihan patologis Cairan eksudat yang berwarna, mengandung banyak leukosit, jumlahnya berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas, sehingga seringkali menyebabkan luka akibat garukan di daerah mulut vagina.

Keputihan patologis terjadi disebabkan oleh:

Infeksi Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk ini dengan serangkaian reaksi radang. Penyebab infeksi yakni: 1) Jamur Candida albicans adalah jamur paling sering menyebabkan keputihan. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan infeksi jamur Candida sp. seperti pemakaian obat antibiotika atau kortikosteroid yang lama, kehamilan, kontrasepsi hormonal, penyakit diabetes mellitus, penurunan kekebalan tubuh karena penyakit kronis, selalu memakai pakaian dalam ketat dan dari bahan yang sukar menyerap keringat.

Kandidiasis vulvovaginalis

Definisi Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) adalah infeksi primer atau sekunder yang bersifat lokal pada area vagina oleh genus Candida, terutama Candida albicans (C. albicans). Manifestasi klinisnya sangat bervariasi dari akut, subakut dan kronis ke episodik. Proses patologis yang timbul juga bervariasi dari iritasi dan inflamasi sampai supurasi akut, kronis atau reaksi granulomatosis. Karena C. albicans merupakan spesies endogen, maka penyakitnya merupakan infeksi oportunistik.Ini merupakan mikosis sistemik yang umum, di mana Candida sp membentuk koloni di permukaan mukosa vagina semua perempuan selama atau segera setelah lahir, sehingga risiko infeksi endogen senantiasa ada. KVV adalah kondisi sangat umum yang mengenai hingga 75% wanita, setidaknya satu kali selama hidup mereka.

Perkembangan penyakit karena spesies Candida bergantung pada interaksi kompleks antara organisme yang patogen dengan mekanisme pertahanan tubuh pejamu. Infeksi kandida merupakan infeksi oportunistik yang dimungkinkan karena menurunnya pertahanan tubuh pejamu.Faktor-faktor predisposisi yang dihubungkan dengan meningkatnya insidens kolonisasi dan infeksi kandida pada vagina adalah:

a. Faktor mekanis: trauma (luka bakar, abrasi), oklusi lokal, lembab dan/atau maserasi, bebat tertutup atau pakaian, kegemukan.

b. Faktor nutrisi: avitaminosis, defisiensi besi, defisiensi folat, vitamin B12, malnutrisi generalis.

c. Perubahan fisiologis: umur ekstrim (sangat muda/sangat tua), kehamilan (terutama trimester terakhir), menstruasi, kontrasepsi hormonal (estrogen).

d. Penyakit sistemik: penyakit endokrin (diabetes melitus, penyakit cushing, hipoadrenalisme, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme), uremia, keganasan terutama hematologi (leukimia akut, agranulositosis), timoma, imunodefisiensi (sindroma AID).

e. Penyebab iatrogenik: pemasangan kateter, dan pemberian IV, radiasi sinar-X (xerostomia), obat-obatan (oral, parenteral, topikal, aerosol), antara lain: kortikosteroid, antibiotik spetrum luas, metronidazol, trankuilaiser, kolkhisin, fenilbutason, histamine 2-blocker. Faktor penting lainya adalah perbedaan virulensi di antara spesies Candida yang menentukan kemampuan untuk menginvasi epitel. Mekanisme invasi masih tidak jelas, tetapi mungkin menyangkut kerja enzim keratolitik, fosfolipase atau enzim proteolitik galur spesifik. Pseudohifa dapat menembus intraselular ke dalam korneosit. Terlihat ruang terang di sekitar Candida, menandakan suatu proses lisis jaringan kulit epitel yang sedang berlangsung. Bentuk hifa maupun ragi (yeast) keduanya dapat menembus jaringan pejamu dan menunjukkan virulensi yang potensial serta berperan pada infeksi manusia. Bentuk hifa mempercepat kemampuan Candida invasi jaringan.

Gejala Keluhan

a. sangat gatal atau pedih disertai keluar cairan yang putih mirip krim susu/keju, kuning tebal, tetapi dapat cair seperti air atau tebal homogen. Lesi bervariasi, dari reaksi eksema ringan dengan eritema minimal sampai proses berat dengan pustul, eksoriasi dan ulkus, serta dapat meluas mengenai perineum, vulva, dan pada wanita tidak hamil biasanya keluhan dimulai seminggu sebelum menstruasi. Gatal sering lebih berat bila tidur atau sesudah mandi air hangat. Umumnya didapati disuria dan dispareunia superfisial. Discharge keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur, seperti Candida sp., adalah cairan berwarn putih berbusa, dengan pH – Kandidiasis vulvovaginalis tidak sering atau sporadis, atau – Kandidiasis vulvovaginalis ringan sampai sedang, atau – Disebabkan oleh C. albicans, atau – Perempuan non imunokompromais/imunokompeten
b. Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) sulit (complicated) – Kandidiasis vaginali rekurens, yaitu pasien yang terkena gejala simptomatik kandidiasis vulvovaginalis 4 kali atau lebih dalam setahun oleh karena berbagai faktor predisposisi, atau – Kandidiasis vulvovaginalis berat (eritema luas, edema, eksoriasi dan terbentuk fisura), atau – Kandidiasis non-albicans, atau – Perempuan dengan diabetes tidak terkontrol atau keadaan imunosupresif (mendapat kortikosteroid jangka lama, pasien HIV/AIDS) atau yang hamil.

c. Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) kronis Relatif sering terjadi dengan khas rasa gatal, sering dengan eksaserbasi siklus premenstrual. Nyeri vulva terutama dispareunia dapat yang utama pada sindroma ini. Anamnesis yang tepat paling penting dalam mendiagnosis KVV kronis. Berhubungan dengan serangan berulang kandidiasis akut, menjadi semakin sering sebelum gejala berat dan kronis. Serangan biasanya didahului dengan pemberian antibiotika, tetapi dapat juga udara panas, perjalanan jauh, senggama, dan memakai baju ketat serta pasien yang mendapat terapi sulih hormon estrogen. Begitu menjadi kronis, biasanya dirasakan gatal dan pedih. Kambuh pada 7 hari sebelum menstruasi dan membaik pada permulaan menstruasi. Pemeriksaan khas tampak sangat eritema dan meradang pada vulva termasuk labia minor, siklus interlabia, introitus dan vagina. Sering tidak selalu ada keputihan yang seperti krim, juga dapat tampak normal atau agak meradang.

Gambar

Normal

Candida

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

 

 

READ MORE

Ulcus Durum Akibat Penyakit Sifilis

Stadium dini T. pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui senggama. Kuman tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atas sel-sel limfosit dan sel- sel plasma, terutama di perivaskular, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi di kelilingi oleh T. pallidum dan sel-sel radang. Treponema tersebut terletak di antara endotelium kapiler dan jaringan perivaskular di sekitarnya. Enarteritis pembuluh darah kecil menyebabkan perubahan hipertrofik endotelium yang menimbulkan obliterasi lumen (enarteritis obliterans).

Kehilangan pendarahan akan menyebabkan erosi, pada pemeriksaan klinis tampak sebagai S1. Sebelum S1 terlihat, kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen dan membiak. Pada saat itu terjadi pula penjalaran hematogen dan menyebar ke semua jaringan di badan, tetapi manifestasinya akan tampak kemudian. Multiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan sebagai SII, yang terjadi enam sampai delapan minggu sesudah S1. S1 akan sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempat tersebut jumlahnya berkurang, kemudian terbentuklah fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatriks. SII juga mengalami regresi perlahan-lahan dan lalu menghilang.

Pada tahap primer, luka yang tidak menimbulkan rasa sakit akan muncul di tempat saat pertama kali bakteri masuk ke dalam tubuh.Hal ini biasanya terjadi dalam waktu 3 minggu sejak awal bakteri masuk dengan jangka waktu berkisar antara 10-90 hari.Jika berada di tahap primer ini, Anda dapat dengan mudah menularkan bakteri penyebab penyakit sifilis kepada orang lain.

Berikut gejala yang ditimbulkan akibat sifilis (sipilis) tahap primer:

  • Pada pria, luka ini sering muncul di daerah kelamin, biasanya (tapi tidak selalu) pada penis. Luka ini sering menimbulkan rasa sakit.
  • Pada wanita, luka dapat berkembang pada bagian luar alat kelamin atau di bagian dalam vagina, tetapi tidak menimbulkan rasa sakit (chancre).
  • Perkembangan  kelenjar getah bening dapat terjadi di daerah sekitar luka.
  • Luka dapat terjadi di bagian tubuh lain selain kelamin.
  • Luka biasanya satu  tetapi bisa lebih dari satu.
  • Benruk luka bulat atau lonjong, ukuran beberpa mm sampai 2 cm, tepi ulkus teratur, batas tegas dengan tanpa radang, permukaan ulkus bersih, berwarna merah, isi ulkus berupa cairan serous, tidak nyeri tekan.

Luka biasanya berlangsung selama 3-6 minggu dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Akan tetapi, luka mungkin akan meninggalkan bekas tipis.Meskipun luka telah sembuh, bukan berarti sipilis juga menghilang. Anda masih bisa menularkan sipilis pada orang lain selama ada di kondisi ini.

Gambaran Ulkus Durum akibat penyakit Sifilis

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

READ MORE

Apa itu Sifilis Kongenital ?

Definisi
Sifilis kongenital adalah penyakit sifilis yang diderita bayi dengan manifestasi klinis sifilis kongenital; atau ditemukannya Treponema pallidum pada lesi, plasenta, tali pusat atau otopsi jaringan; atau bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita sifilis yang belum mendapat pengobatan atau telah mendapat pengobatan namun tidak adekuat sebelum atau selama kehamilan, atau ibu yang telah mendapat terapi penisilin tetapi tidak menunjukkan respons serologi; atau ditemukannya salah satu dari hal berikut, yaitu pemeriksaan radiologi tulang panjang dan/atau cairan serebrospinal yang sesuai gambaran sifilis kongenital.

Epidemiologi
Sejak tahun 1980, di Amerika Serikat terdapat peningkatan yang pesat jumlah kasus sifilis primer dan sekunder dan mencapai puncaknya pada tahun 1990 yaitu 20,3 kasus per 100 000 populasi. Namun kemudian terjadi penurunan jumlah kasus sifilis primer dan sekunder mencapai 3,2 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1997. Faktor risiko yang berhubungan dengan sifilis maternal adalah usia muda, sosial ekonomi rendah, kurangnya pemeriksaan selama kehamilan yang adekuat, pernah menderita penyakit menular seksual, perilaku seksual tinggi, dan pemakai obat narkotika. Transmisi transplasental lebih sering terjadi pada ibu hamil yang menderita sifillis primer atau sekunder dibandingkan dengan yang menderita sifilis laten.

Etiologi
Penyebab sifilis adalah bakteri Treponema pallidum. Treponema berasal dari bahasa Yunani yang berarti benang yang terpuntir. Panjang mikro-organisme ini 5-20 mm dan diameternya 0,092-0,5 mm.

Manifestasi Klinis
Plasenta dari bayi yang menderita sifilis kongenital dapat mengalami plasentomegali yang didefinisikan oleh Hoddick dkk sebagai penebalan plasenta yang melebihi + 2 SD ( deviasi standar) disesuaikan dengan usia kehamilan.12 Kematian janin atau perinatal terjadi pada 40% bayi yang terinfeksi.8 Persalinan preterm dan pertumbuhan janin terhambat juga telah dilaporkan.6 Pada bayi yang tetap hidup, manifestasi klinis dibagi dalam stadium dini dan stadium lanjut.

Stadium dini terjadi dalam dua tahun pertama kehidupan, sedangkan stadium lanjut terjadi setelah usia dua tahun. Kurang lebih dua pertiga bayi tidak menunjukkan gejala klinis saat dilahirkan, tetapi jika tidak diobati gejala akan muncul dalam beberapa minggu atau bulan. Manifestasi klinis bervariasi dan dapat mengenai beberapa organ. Organ yang sering terkena adalah hati dan limpa berupa pem besaran (hepatosplenomegali), ikterik yang menetap dan peningkatan enzim hati.Limfadenopati bersifat difus dan sembuh dengan sendirinya. Kelainan kulit dapat berupa eritematosa makulopapular atau lesi bula diikuti oleh deskuamasi pada telapak tangan dan kaki. Dapat pula ditemukan lesi kondiloma yang khas pada membran mukosa dan rinitis.

Bila terdapat osteokondritis, akan terasa nyeri yang dapat menyebabkan bayi menjadi sensitif dan tidak mau menggerakkan tungkainya (pseudoparalisis Parrot). Kelainan susunan saraf pusat, gagal tumbuh, korioretinits, nefritis, dan sindrom nefrotik dapat juga ditemukan. Manifestasi klinis yang mengenai ginjal dapat berupa hipertensi, hematuria, proteinuria, hipoproteinemia dan hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan oleh deposit kompleks imun di glomerulus. Gambaran klinis yang jarang dapat berupa gastroenteritis, peritonitis, pankreatitis, pneumonia, kelainan mata (glaukoma dan korioretinitis), hidrops, dan masa pada testis. Manifestasi lanjut merupakan akibat inflamasi kronis pada tulang, gigi, dan susunan saraf pusat.

Perubahan tulang akibat periostitis yang menetap atau berulang dan berhubungan dengan penebalan tulang dapat berupa frontal boosing, penebalan sternoklavikula yang unilateral atau bilateral, bagian tengah tibia yang melengkung ke depan (Saber shins), dan ska pula skapoid. Kelainan hidung berupa saddle nose akibat rinitis yang menghancurkan tulang seki tarnya. Manifestasi stadium lanjut dapat berupa keratitis interstitialis yang unilateral atau bilateral dengan gejala fotofobi dan lakrimasi, diikuti opaksifikasi kornea yang mengakibatkan kebutaan pada beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit sifilis adalah neurosifilis. Neurosifilis terjadi pada kurang lebih 60% bayi yang menderita sifilis kongenital. Hal ini ditandai dengan uji VDRL dari bahan CSS (+), pleositosis, dan peningkatan protein.

Gambar

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

READ MORE

Apa itu penyakit SIFILIS ?

Definisi Sifilis adalah penyakit infeksi yang dapat digolongkan Penyakit Menular Seksual (PMS), yang disebabkan oleh Treponema palidium, yang bersifat kronis dan bekerja secara sistemik.

Epidemiologi

Asal penyakit tidak jelas. Sebelumnya belum dikenal di Eropa. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis melelui hubungan seksual. Pada abad ke-15 terjadi wabah di Eropa. Sesudah tahun 1860, morbilitas sifilis menurun cepat. Selama perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan puncaknya pada tahun 1946, kemudian menurun setelah itu. Pada tahun 2011, sejumlah 360 kasus untuk sifilis  kongenital yaitu anak atau bayi yang mendapatkan sifilis dari ibunya. Sifilis diderita oleh waria 25%, pekerja seks langsung 10%, pria yang berhubungan seks sesama pria 10%, pekerja seks tidak langsung 3%, dan narapidana 3%. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia).

Penyebab  Sifilis 

Treponema Pallidum .Bentuk spiral; panjang mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron.Gerakan berotasi undulasi sisi ke sisi. Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh. Sifilis  dapat menular melalui hubungan seksual dengan penderita sifilis dan kontak kulit dengan lesi yang mengandung T. Pallidum.

Tahapan penyakit sifilis

1. Sifilis primer

Seseorang dengan sifilis primer umumnya mengalami luka di tempat infeksi awal.Luka ini biasanya terdapat di sekitar alat kelamin, sekitar anus, atau mu lut.Luka ini biasanya berbentuk bulat dan dinamakan chancre. Gejala sifilis akan  muncul 2-4 hari setelah infeksi terjadi, termasuk chancre, yaitu saat bakteri masuk ke dalam tubuh.Sifilis jenis ini sering terasa pada alat kelamin, tetapi juga bisa dili hat di mulut atau rektum jika kedua bagian tersebut terlibat dalam aktivitas seksu al.Umumnya, gejala sifilis akan muncul  dengan sendirinya dalam kurun waktu 1-5 minggu.

2. Sifilis sekunder

Dalam beberapa minggu setelah penyembuhan chancre yang asli, Anda mung kin akan mengalami ruam yang di sekujur tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki.Ruam ini biasanya tidak gatal dan dapat disertai dengan munculnya  kutil di mulut atau area kelamin Anda.Beberapa orang dengan sifilis sekunder juga me ngalami rambut rontok, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, hingga pembengkak an kelenjar getah bening.Seperti tahap pertama (primer), gejala-gejala di atas dapat hilang dengan sendiri nya.Namun,  Mayo Clinic menyebut tanda dan gejala ini da pat datang berkali-kali dan hilang selama satu tahun.Beberapa penderita yang su dah berada pada stadium dua atau tiga mungkin tidak menunjukkan adanya gejala penyakit sifilis.

3. Sifilis laten

Sifilis laten terjadi di antara tahap kedua (sekunder) dan tahap ketiga (tersier). Pada tahap  laten, Anda tidak mengalami gejala apa pun dari penyakit sifilis ini.Tahap laten ini bisa bertahan selama bertahun-tahun.Tanda dan gejala mungkin tidak akan pernah kembali lagi atau justru berkembang menjadi tahap keempat, yaitu sifilis tersier.

4. Sifilis tersier

Sekitar 15-30% orang yang terinfeksi sifilis tetapi tidak diobati kemungkinan berisiko mengalami komplikasi yang dikenal dengan nama sifilis tersier.Tahap ke-4 dari gejala sifilis muncul 10-40 tahun setelah infeksi awal.Dalam tahap ini, sifilis akan merusak otak, saraf, mata, jantung, aliran darah, hati, tulang, dan otot.

Komplikasi sifilis

Jika tidak diobati, sifilis bisa merusak kesehatan tubuh Anda, bahkan dapat me ningkatkan risiko terinfeksi HIV.Sementara itu, bagi para perempuan, sifilis bisa menyebabkan komplikasi  kehamilan.Pengobatan sifilis bisa membantu mencegah kerusakan pada tubuh di kemudian hari.Namun, pengobatan penyakit sifilis terse but tidak dapat memperbaiki atau mengembalikan kerusakan yang telah terjadi.

Komplikasi yang mungkin terjadi pada orang dengan sifilis adalah sebagai berikut:

1. Benjolan kecil atau tumor

Benjolan kecil atau tumor yang disebut gumma dapat berkembang pada kulit, tu lang, hati, atau organ lain pada tahap akhir sifilis. Gumma biasanya hilang setelah perawatan dengan obat.

2. Masalah saraf

Sipilis dapat menyebabkan beberapa masalah pada sistem saraf Anda, termasuk:

  •  Sakit kepala
  •  Stroke
  •  Meningitis
  • Kehilangan pendengaran
  • Masalah kelihatan, termasuk kebutaan
  • Demensia
  • Disfungsi seksual pada pria (impotensi)
  • Inkontinensia kandung kemih

3. Masalah kardiovaskular

Masalah akibat sipilis ini mungkin termasuk penonjolan (aneurisma) dan radang aorta.Aorta adalah arteri utama pada tubuh. Sifilis juga dapat merusak katup jantung.

4. Infeksi HIV

Orang dewasa dengan sipilis yang ditularkan secara seksual diperkirakan memiliki 2-5 kali lipat risiko tertular HIV.Luka sifilis dapat berdarah dengan mudah sehingga memungkinkan virus HIV masuk ke dalam aliran darah Anda selama melakukan aktivitas seksual.Jika seseorang dengan HIV juga memiliki sifilis, penyebaran virus akan meningkat, sekalipun mereka minum obat HIV.

5. Komplikasi kehamilan dan kelahiran bayi

Jika sedang hamil, Anda mungkin akan menurunkan sifilis pada bayi Anda yang belum lahir.Sifilis bawaan meningkatkan risiko keguguran, stillbirth, atau kematian bayi setelah beberapa hari setelah lahir.

Tes pada pasangan seksual Anda, seperti:

  • Sifilis primer: pasangan sejak tiga bulan lalu.
  • Sifilis sekunder: pasangan sejak enam bulan lalu.
  • Sifilis laten: pasangan sejak tahun lalu (karena mungkin ada chancre yang tidak terdeteksi sebelumnya).

Gambar  gejala Sifilis

Fase Primer

Fase Sekunder

Fase Laten/asimtomatik

Jika pengobatan masih belum tuntas atau tidak dilakukan sama sekali, maka akan masuk ke dalam tahap laten ini. Ini adalah tahapan setelah seseorang terinfeksi dan ruam pada tahap se kunder hilang. Pengidap tidak akan merasakan gejala apa pun dalam beberapa waktu (tahap laten). Bisa saja gejala bertahan hingga satu tahun atau bahkan 5-20 tahun gejala sifilis hi lang. Hal ini terjadi sekitar 1 tahun setelah timbul sifilis sekunder. Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala sama se kali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun.

Fase Tersier

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan

READ MORE

Apa itu Ulkus Genital atau Borok pada Kelamin ?

Ulkus genital merupakan salah satu gejala pada infeksi menular seksual (IMS) yang selama perjalanan penyakitnya ditemukan borok pada kelamin baik pada pria maupun Wanita.

READ MORE
Open chat
Halo

Terima kasih sudah mengunjungi website kami silahkan chat apabila ada pertanyaan ...