Perubahan kulit pada pasien Diabetes Mellitus atau di singkat DM  dapat terjadi sebelum diagnosis DM ditegak kan dan relevan dengan penyakit DM. Ataupun manifestasi kulit yang terjadi da lam perjalanan penyakit DM yang berhubungan dengan komplikasi DM atau oleh karena efek samping dari terapi anti di abetes. Beberapa kondisi kulit pada pasien DM adalah akibat langsung perubah an metabolik se perti hiperglikemia dan hiper lipidemia. Kerusakan pro gresif vaskular, neurologis, atau sistem kekebalan tubuh juga berkontri busi secara signifikan terhadap manifestasi kulit.

Klasifikasikannya sebagai berikut:

I. Manifestasi dermatologis yang berhubungan dengan DM tetapi tidak spesifik pada DM yaitu :

  • Necrobiosis lipoidica, dermopati diabetik, acanthosis nigricans dan bula diabetik, skleredema diabetikorum.

II. Lesi kulit yang berhubungan dengan komplikasi diabetes:

  • diabetic foot, infeksi kulit yang berhubungan dengan diabetes, xantomatosis dan xantelasma.

III. Kondisi kulit yang berhungan dengan pengobatan diabetes.

IV. Kondisi lain yang sering terjadi pada DM yaitu vitiligo, liken planus, Disseminated Granuloma Annulare.

I. Manifestasi dermatologis

1. Necrobiosis Lipoidica (NL)

Secara klinis ditandai dengan makula atau plak berwarna kuning kecoklatan di re gio pretibial anterior, berbatas tegas dan tidak nyeri, dengan atrofi epidermal dan bagian tepi lesi ada peninggian dan eritema. Lesi NL yang fase awal berupa papul atau nodul yang menyerupai sarkoid atau granuloma anulare.

Pada fase lanjut, lesi papul atau nodul menjadi datar dan bagian tengan berwarna kuning serta atrofi dan terlihat ada telangiektasis. Selain tulang kering, lokasi predileksi lain termasuk per gelangan kaki, betis, paha, dan kaki. Sebagian besar lesi NL asimtomatik, dengan perjalanan penyakit yang lambat, dan 20% dari kasus akan mengalami remisi spontan. Akan tetapi Sebanyak 13%-35% dapat mengalami komplikasi ulserasi.

2. Dermopati diabetes

Secara klinis ditandai dengan lesi atropi atau scar-like macula berwarna merah ke coklatan dengan ukuran < 1 cm di area pretibial, dan asimtomatis. Lesi akan mem baik dalam 1-2 tahun dengan masih meninggalkan atropi dan hipopigmentasi. Ti dak ada terapi yang efektif untuk dermopati diabetes. DM yang terkontrol dan der mopati diabetes tidak berkorelasi.

3. Acanthosis nigricans

Acanthosis nigricans (AN) merupakan manifestasi dermatologis pada DM yang paling mudah dikenal dan kebanyakan kasus berhubungan dengan obesitas dan resisten insulin tipe A dan pada beberapa kasus berhubungan dengan peningkat an produksi androgen. Prevalensi Acanthosis nigricans bervariasi pada berbagai ras, lebih tinggi pada ras Afrika-Amerika yaitu 13% dan Hispanik 5%.

4. Bula Diabetik

Bula diabetik atau bulosis diabetikorum adalah manifestasi kulit yang jarang pada DM, hanya terjadi sekitar 0,2%-0,5% dari pasien. Bula yang muncul secara spon tan di area ekstremitas bawah dan tidak ada riwayat trauma atau infeksi sebelum nya. Bula diabetik berdinding tegang dengan ukuran 0,5-3 cm tanpa inflamasi di kulit sekitarnya yang terjadi secara akut dan tidak nyeri. Bula diabetic mempunyai karakteristik rekuren yang terutama terjadi pada DM usia lanjut.

5. Skleredema diabetikorum

Sklerederma diabetikorum (SD) mengenai 2,5%-14% pasien DM, yang sebagian besar adalalah DM tipe 2. Kasus SD belum pernah dilaporkan pada anak-anak. Se cara klinis ditandai dengan ditandai dengan penebalan dan kekakuan dari jaringan subkutan, terdapat indurasi simetris yang diawali di area punggung atas dan leher tanpa nyeri.

Lesi bisa meluas ke wajah, bahu, dada dan perut. Kulit tampak seperti kayu dengan gambaran seperti kulit jeruk (peau d’orange). Pada daerah lesi terjadi penurunan sensasi terhadap nyeri dan sentuhan halus dan terdapat keterbatasan dari pergerakan ekstremitas atas dan leher.

II. Lesi kulit yang berhubungan dengan komplikasi diabetes

1. Diabetic foot 

Pada DM dapat terjadi komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang, de ngan risiko terjadinya ulkus diabetes 15-25%. Diagnosis awal adanya resiko tinggi diabetic foot dan ketepatan penanganan akan mencegah terjadinya ulkus dan me ningkatkan kwalitas hidup pasien. Diabetic foot adalah lesi pada kaki yang patolo gis sebagai dampak langsung dari DM atau merupakan komplikasi dari DM.

Terjadinya masalah kaki dipengaruhi oleh “diabetic triad” yaitu neuropati, vaskulopati (iskemia) dan imunopati (infeksi).

2. Eruptive Xanthomas

Manifestasi klinis dari xantomatosis berupa papul-papul merah kekuningan yang berukuran 1 sampai 4 mm berlokasi pada bokong atau permukaan ekstensor pada ektremitas. Lesi ini sering berkelompok dan membentuk plak.

3. Infeksi kulit yang berhubungan dengan diabetes

Infeksi kulit terjadi pada 20-50% pasien DM dan prevalensinya lebih tinggi pada pasien DM yang tidak terkontrol dan DM tipe 2. Gula darah yang tidak terkontrol.

3.1. Infeksi jamur

Infeksi kandida bisa sebagai indikator awal dari DM yang belum terdiagnosis. In feksi Mukokutaneus oleh karena spesies Candida seperti thrush, ceilitis angular, ba lanopostitis kandida, vulvovaginitis dan paronikia begitu juga kandidiasis intertri ginosa merupakan infeksi jamur yang sering terjadi pada pasien DM.6 Infeksi der matofita yaitu tinea pedis dan onikomikosis merupakan salah satu infeksi yang signifikan terjadi pada DM.

3.2. Infeksi bakteri 

Pada pasien-pasien DM infeksi kulit sering terjadi dengan keadaan yang lebih berat dan risiko komplikasi yang lebih besar. Staphylococcus aureus dan Streptococcus hemolyticus group A sebagai bakteri yang paling sering sebagai penyebab infeksi kulit pada pasien DM. Impetigo, folikulitis, furunkulosis, karbunkel, ektima, selu litis dan erisipelas adalah diagnosis pioderma yang umum pada pasien DM. Isolat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

III. Kondisi kulit yang berhungan dengan pengobatan diabetes 

Reaksi kulit yang terjadi akibat obat anti diabetik (OAD) termasuk makula eritema, urtikaria dan eritema multiforme. Pasien yang mengkonsumsi tolbutamid dan klor propamid dapat terjadi fotosensitivitas.

IV. Kondisi lain yang sering terjadi pada DM

1. Granuloma Annulare diseminata

Merupakan salah satu penyakit kulit yang jarang, ditandai dengan papul berukuran 1-2 mm atau nodul. Papulae dapat bergabung membentuk plak anular dengan central clearing dan bagian tepi yang meninggi.

2. Vitiligo

Merupakan salah satu penyakit autoimun ditandai dengan makula depigmentasi, terjadi hingga 10 kali lebih sering pada pasien DM daripada populasi normal.

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan