Skrofuloderma adalah penyakit tuberkulosis pada kulit. Penyakit ini disebut juga dengan nama tuberculosis colliquativa cutis.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Myobacterium tuberculosis, bakteri yang sama yang menyebabkan TBC paru.

Infeksinya mulai menyerang dari organ tubuh dalam, misalnya kelenjar getah bening atau tulang, kemudian menyerang kulit yang ada di atasnya. Skrofuloderma bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi BCG merupakan salah satu jenis tuberkulosis kulit yang ditandai dengan adanya nodul atau bintil pada kulit yang terletak di atas kelenjar getah bening, tulang, atau persendian yang terinfeksi. Seiring dengan berjalannya waktu, bintil tersebut dapat pecah dan menjadi ulkus atau luka, disertai dengan jaringan yang bergranulasi menyerupai butir-butir di dasarnya. Hal ini juga dapat disertai dengan adanya pengeluaran nanah sesekali.

Skrofuloderma, atau dikenal dengan tuberculosis colliquativa cutis, adalah penyakit tuberkulosis kulit akibat infeksi kronis dari Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Skrofuloderma adalah jenis tuberkulosis kutis yang paling sering ditemukan, terutama pada anak-anak dan orang tua.

Lesi yang muncul berupa nodul (1 atau multipel), tidak nyeri, dan pertumbuhan lesi biasanya sifatnya lambat. Lesi lama kelamaan bisa membentuk ulkus pada permukaan nodul, hingga akhirnya terbentuk fistula atau sinus yang mengeluarkan materi atau cairan serosa, purulen, atau kaseosa. Lesi dari skrofuloderma paling sering muncul di area servikal, aksila, inguinal, preaurikula, postaurikula, submandibula, atau oksipital.

Gejala

Penyakit ini awalnya ditandai dengan kemunculan lesi (jaringan abnormal kulit) berupa benjolan yang keras tapi tidak terasa nyeri. Benjolan yang muncul biasanya berwarna merah kecoklatan.

Benjolan ini dapat membesar secara perlahan dan berubah menjadi luka terbuka, lalu membentuk saluran yang mengeluarkan cairan luka berwarna bening atau kekuningan.

Lesi bisa muncul hanya satu atau berkelompok. Daerah yang paling sering ditumbuhi oleh lesi adalah leher, ketiak, serta selangkangan.

Sebenarnya, lesi bisa menghilang sendiri tanpa pengobatan. Namun, penyembuhannya dapat memakan waktu hingga tahunan dan masih meninggalkan bekas luka berupa jaringan parut/keloid yang menonjol di kulit.

Skrofuloderma sering kali diawali dengan adanya pembesaran pada kelenjar getah bening. Umumnya, benjolan yang timbul tidak disertai rasa nyeri.

Ukuran skrofuloderma juga dapat bervariasi dari kecil hingga besar. Seiring dengan berjalannya waktu, ukuran dapat semakin besar. dan jumlah pembesaran dapat semakin banyak, yang kemudian dapat pecah dan menjadi ulkus. Bagian tubuh yang paling sering mengalami skrofuloderma adalah leher dan ketiak.

Apa penyebab skrofuloderma?

Seperti yang sudah disebutkan, TB kulit umumnya disebabkan mycobacterium tuberculosis.Penularan bakteri bisa terjadi ketika Anda menghirup aerosol, partikel yang keluar ketika batuk, bersin, atau bernafas, dari orang yang telah terinfeksi. disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat menginfeksi berbagai organ dalam tubuh, termasuk salah satunya organ kulit.Res pons kulit terhadap Mycobacterium tuberculosis bisa sangat bervariasi apabila telah terjadi infeksi. Salah satu jenis gangguan yang dapat timbul akibat hal tersebut adalah skrofuloderma.Nantinya, bakteri yang masuk ke dalam tubuh akan menginfeksi organ paru-paru. Setelah itu, bakteri akan menyebar ke dalam sistem getah bening dan aliran darah. Dari sinilah bakteri akan mulai menyerang lapisan kulit dari dalam tubuh.

Etiologi skrofuloderma adalah Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Mtb merupakan bakteri batang yang sifatnya tahan asam, bersifat aerob, fakultatif, nonmotile, berukuran 0,2-0,5 ìm kali 2-4ìm.

Faktor Risiko

Skrofuloderma dan infeksi tuberkulosis pada umumnya, dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor host dan faktor dari Mycobacterium tuberculosis (Mtb) itu sendiri.

Apa faktor seseorang lebih berisiko terhadap penyakit ini?

Perlu diketahui, tidak semua orang yang terpapar dengan bakteri ini akan langsung mengalami infeksi. Penyakit biasanya lebih mungkin terjadi bila Anda memiliki beberapa faktor risiko di bawah ini.

  • Memiliki sistem imunitas rendah
  • Menjalani pengobatan menggunakan obat-obatan penghambat TNF-alpha, pengobatan  HIV/AIDS, atau leukimia yang bersifat menekan sistem imunitas tubuh.
  • Melakukan kontak dekat dengan pasien TB aktif.
  • Tinggal atau mengunjungi negara dan tempat di mana TB sering terjadi.
  • Bekerja di rumah sakit atau ruangan yang udaranya telah terpapar bakteri.
  • Melakukan kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol.

Jika mengalami gejala seperti diatas, silahkan berkonsultasi ke

WA : 085 338 180 688 ( Khusus Booking )

Lokasi Praktek

Apotek Kita Ubung

Jl. Cokroaminoto No.309

Ubung Denpasar

Jadwal

Praktek Dokter Spesialis
Senin s/d Sabtu – 11.00 s/d 21.00

Praktek Dokter Umum
Senin s/d Jumat – 17.00 s/d 22.00

Kerja sama dengan